Distribusi Normal
MODUL 2
MATKUL : STATISTIK
MATERI : DISTRIBUSI NORMAL
G. Kelebihan dan Kelemahan Distribusi Normal
MATKUL : STATISTIK
MATERI : DISTRIBUSI NORMAL
Distribusi Normal
A. Pengertian Distribusi Normal
Salah satu distribusi frekuensi yang
paling penting dalam statistika adalah distribusi normal. Distribusi normal
berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua
arah positif dan negatifnya. Penggunaanya sama dengan penggunaan kurva
distribusi lainnya. Frekuensi relatif suatu variabel yang mengambil nilai
antara dua titik pada sumbu datar. Tidak semua distribusi berbentuk lonceng
setangkup merupakan distribusi normal.
Pada tahun 1733 DeMoivre menemukan
persamaan matematika kurva normal yang menjadi dasar banyak teori statistika
induktif. Distribusi normal sering pula disebut Distribusi Gauss untuk
menghormati Gauss (1777 – 1855), yang juga menemukan persamaannya waktu meneliti
galat dalam pengukuran yang berulang-ulang mengenai bahan yang sama.
Distribusi normal, sering disebut puladistribusi Gauss, adalah distribusi
probabilitas yang paling
banyak digunakan dalam berbagai analisisstatistika. Distribusi
normal bakuadalah distribusi normal yang memilikirata-rata nol
dan simpangan baku satu. Distribusi ini juga dijuluki kurva
lonceng(bell curve) karena grafik fungsi
kepekatan probabilitasnya mirip dengan
bentuk lonceng.
Distribusi normal
memodelkan fenomena kuantitatif pada ilmu alammaupun ilmu sosial. Beragam skor pengujian psikologi dan
fenomenafisika seperti
jumlah foton dapat dihitung
melalui pendekatan dengan mengikuti distribusi normal. Distribusi normal banyak
digunakan dalam berbagai bidang statistika, misalnyadistribusi sampling rata-rata akan mendekati normal, meski distribusi populasi
yang diambil tidak berdistribusi normal. Distribusi normal juga banyak
digunakan dalam berbagai distribusi dalam statistika, dan kebanyakan pengujian hipotesismengasumsikan normalitas suatu data.
B. Sejarah Distribusi Normal
Distribusi normal pertama kali diperkenalkan oleh
Abraham de Moivre dalamartikelnya pada tahun 1733 sebagai pendekatan distribusi
binomial untuk n besar. Karyatersebut dikembangkan lebih lanjut oleh Pierre
Simon de Laplace, dan dikenal sebagaiteorema Moivre-Laplace. Laplace
menggunakan distribusi normal untuk analisis galat suatueksperimen. Metode
kuadrat terkecil diperkenalkan oleh Legendre pada tahun 1805.Sementara itu
Gauss mengklaim telah menggunakan metode tersebut sejak tahun 1794dengan
mengasumsikan galatnya memiliki distribusi normal.
Istilah
kurva loncengdiperkenalkan oleh Jouffret pada tahun 1872 untuk distribusi
normal bivariat. Sementara ituistilah distribusi normal secara terpisah
diperkenalkan oleh Charles S. Peirce, Francis Galton,dan Wilhelm Lexis sekitar
tahun 1875. Terminologi ini secara tidak sengaja memiliki namasama.
C. Ciri Ciri Distribusi Normal
1. Memiliki parameter µ dan σ yang masing masing
menentukan lokasi dan bentuk Distribusi
2. Kurvanya mempunyai puncak tunggal
3. Rata-rata terletak di tengah distribusi dan distribusinya
simetris di sekitar garis tegaklurus yang ditarik melalui rata-rata
4. Total luas daerah di bawah kurva normal adala 1
(hal ini berlaku untuk seluruhdistribuso probabilitas kontinu
5. Kedua ekor kurva memanjang tak berbatas dan
pernah memotong sumbu horizontal
6. Kurvanya berbentuk seperti lonceng atau genta
7. Simpangan baku atau standar deviasi σ menentukan
lebarnya kurva. Makin kecil σ bentuk kurva semakin runcing.
D. Sifat-sifat penting distribusi normal adalah sebagai berikut:
1. Grafiknya selalu berada di atas sumbu
x
2. Bentuknya simetris pada x = µ
3. Mempunyai satu buah modus, yaitu pada
x = µ
4. Luas grafiknya sama dengan satu unit
persegi, dengan rincian
a. Kira-kira 68% luasnya berada di
antara daerah µ – σ dan µ + σ
b. Kira-kira 95% luasnya berada di
antara daerah µ – 2σ dan µ + 2σ
c. Kira-kira 99% luasnya berada di
antara daerah µ – 3σ dan µ + 3σ
Membuat kurva normal umum bukanlah suatu
pekerjaan yang mudah. Lihat saja rumus untuk mencari fungsi densitasnya
(nilai pada sumbu Y) begitu rumit. Oleh karena itu, orang tidak banyak
menggunakannya.
Orang lebih banyak menggunakan DISTIBUSI
NORMAL BAKU. Kurva distribusi normal baku diperoleh dari distribusi
normal umum dengan cara transformasi nilai x menjadi nilai z, dengan formula
sbb:
Kurva distribusi normal baku disajikan
pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Kurva distribusi normal
baku
Kurva distribusi normal baku lebih
sederhana dibanding kurva normal umum. Pada kurva distribusi normal baku,
nilai µ = 0 dan nilai σ=1, sehingga terlihat lebih menyenangkan. Namun,
sifat-sifatnya persis sama dengan sifat-sifat distribusi normal umum.
Untuk keperluan praktis, para ahli
statistika telah menyusun Tabel distribusi normal baku dan tabel tersebut dapat
ditemukan hampir di semua buku teks Statistika. Tabel distribusi normal
bakui disebut juga dengan Tabel Z dan dapat digunakan untuk mencari peluang di
bawah kurva normal secara umum, asal saja nilai µ dan σ diketahui. Sebagai
catatan nilai µ dan σ dapat diganti masing-masing dengan nilai dan S.
E. Karakteristik Distribusi Normal
Suatu
distribusi data dikatakan berdistribusi normal apabila data berdistribusi
simetris, yaitu bila nilai rata-rata, median dan modus sama. Karakteristik
distribusi normal antara lain:
1. Grafiknya
akan selalu di atas sumbu datar x
2. Bentuk
grafiknya simetris terhadap x = μ.
3. Mempunyai
satu modus (unimodal)
4. Grafiknya
mendekati (berasimptot) sumbu datar x
5. Luas daerah
di bawah kurva adalah 1; ½ di sisi kanan nilai tengah dan ½ di sisi kiri.
F. Jenis-Jenis Distribusi
Normal :
o Distribusi kurva normal dengan m sama dan s berbedao Distribusi kurva normal dengan m berbeda dan s samao Distribusi kurva normal dengan m dan s berbedao Luas di Bawah Kurva dan Probabilitas
Sebuah kurva
normal, sangat penting dalam menghitung peluang sebab daerah yang ada dalam
kurva tersebut menunjukkan besarnya peluang.
Dalam kajian
statistika, luas daerah yang menunjukkan besarnya peluang itu disusun dalam sebuah
daftar (tabel). Daftar (tabel) tersebut adalah daftar (tabel) distribusi normal
baku (standar).
P (x1 < x
< x2 ) = probabilitas variable random x memiliki nilai antara x1dan x2
P(x1 < x
< x2) = luas di bawah kurva normal antara x = x1 dan x = x2
Oleh karena
perhitungan integral normal tersebut sulit, maka disusunlah daftar (tabel)
nilai rapat probabilitas. Akan tetapi karena nilai rapat probabilitasnya
tergantung pada μ dan σ maka sangatlah tidak mungkin mentabelkan untuk
semua nilai μ dan σ.
Kurva
DIstribusi Normal Standard
Seperti diketahui,
distribusi normal baku (standar) adalah distribusi normal dengan mean μ = 0 dan
standard deviasi σ = 1.
Transformasi 〖Z=
〗^((X-
μ)/σ) memetakan distribusi normal
Menjadi distribusi
normal baku (standar), sebab distribusi normal dengan variabel z ini memiliki
mean = 0 dan standar deviasi = 1.
Transformasi ini juga
mempertahankan luas di bawah kurvanya, artinya:
Luas dibawah kurva
distribusi normal antara x1 dan x2 sama dengan Luas dibawah kurva distribusi normal
standard antara z1 dan z2
〖z1= 〗^(((x1-
μ))/σ) Dan 〖z2=〗^(((x2-
μ))/σ)
Sehingga cukup di
buat tabel distribusi normal baku (standard)
kumulatif saja.
Mencari Luas Di Bawah
Kurva Normal
Untuk mempermudah
dalam mencari luas di bawah kurva normal, perlu diperhatikan beberapa hal
berikut :
- Hitung luas z hingga dua desimal, misal z = 0,18
- Gambarkan kurvanya
- Letakkan harga z pada sumbu datar, lalu tarik garis vertikal hingga memotong kurva.
- Luas daerah yang tertera dalam daftar adalah daerah antara garis vertikal yang ditarik dari titik harga z tadi dengan garis tegak di titik nol.
- Dalam daftar distribusi normal baku, harga z pada kolom paling kiri hanya memuat satu desimal dan desimal kedua dicari pada baris paling atas.
- Dari z kolom paling kiri, maju ke kanan dan dari z pada baris paling atas turun ke bawah, maka diperoleh bilangan yang merupakan daerah yang dicari (biasanya ditulis dalam empat desimal).
- Karena luas seluruh kurva adalah satu satuan luas persegi, dan kurva simetris di titik 0, maka luas dari garis tegak pada titik nol ke kiri ataupun ke kanan adalah 0,5 satuan luas.
G. Kelebihan dan Kelemahan Distribusi Normal
Metode yang juga dikenal
dengan sebutan forceddistribution
ini mendapatkan namanya dari kenyataan bahwa para penilai yang terlibat memang
“dipaksa” untuk mendistribusikan nilai karyawan ke dalam sejumlah kategori
kinerja yang sudah ditetapkan persentase proporsinya. Biasanya, bentuk
distribusi yang diterapkan adalah distribusi
normal, dimana persentase yang setara kecilnya ditempatkan di kutub kanan
(terbaik) dan kutub kiri (terburuk) sedangkan persentase yang lebih besar
ditempatkan di bagian tengah — di antara kedua kutub tersebut.
Ø Kelebihan
dari Distribusi Normal
1. Mengurangi kemungkinan
terjadinya bias penilaian.
Dengan memaksa penilai untuk
mendistribusikan hasil penilaiannya.
2. Meningkatkan objektivitas
penilaian.
Karena harus memastikan penempatan
setiap karyawan dalam suatu kategori, pada metode distribusi normal, para
penilai perlu mengevaluasi semua karyawan berdasarkan kriteria yang sama.
3. Memfasilitasi terjadinya
komunikasi yang spontan dan terbuka antara atasan dan bawahan.
Metode ini menuntut para atasan untuk
secara berkala memberikan umpan balik kepada anak buah mereka. Tanpa kesediaan
untuk sering menyampaikan umpan balik secara spontan dan terbuka.
Ø Kelemahan
dari Distribusi Normal
1. Ketika diterapkan secara
konsisten, metode distribusi normal justru membangkitkan tantangan baru yang
menyulitkan.
Karena mengharuskan perusahaan untuk
memecat karyawan yang dinilai berkinerja
paling rendah, setelah diimplementasikan selama beberapa tahun, metode ini
justru semakin mempersulit upaya membedakan karyawan yang berkinerja memuaskan
dengan karyawan yang berkinerja istimewa.
2. Kategori yang digunakan tidak
menunjukkan kinerja yang sebenarnya.
Pemaksaan nilai dan pengkategorian
yang dipersyaratkan dalam metode distribusi normal membuat karyawan diberi
nilai dan ditempatkan di kategori yang belum tentu sesuai dengan tingkat
kinerja aktual mereka. Perusahaan yang berhasil mencapai target bisnisnya,
misalnya, dimana semua karyawannya memang berprestasi bagus dan berhasil
mencapai target mereka.
3. Terlalu memaksakan
perbandingan kinerja antar-jabatan dalam upaya mendapatkan peringkat kinerja
seluruh karyawan.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana Anda
akan secara fair
dan objektif membandingkan kinerja seorang kepala departemen dengan kinerja
seorang petugas administrasi? Atau kinerja Kepala Departemen Pemasaran dengan
Kepala Departemen SDM? pertanyaan ini
jelas mengusik rasa keadilan para pengemban jabatan yang diperbandingkan.
Contoh
Soal :
Sebuah
perusahaan bola lampu pijar mengetahui bahwa umur lampunya (sebelum putus)
terdistribusi secara normal dengan rata-rata umurnya 800 jam dan standar
deviasinya 40 jam. Carilah probabilitas bahwa sebuah bolam produksinya akan:
a. Berumur antara 778 jam dan 834 jam
b. Berumur kurang dari750 jam atau lebih dari
900 jam
Penyelesaian :
Diketahui : μ=800 dan σ=40
a. Berumur
antara 778 jam 843 jam
P(778 < x < 843)
x1 =
778 → z_1 =
[x_(1- μ)/σ] = [(778-800)/40] = -0,55
x2 =
843 → z_2 =
[x_(2- μ)/σ] = [(843-800)/40] = 0,85
P (778 < x < 843) = P( - 0,55 < z < 0,85)
= P(z < 0,85) – P(z < - 0.55)
= 0,3022 – 0,2088 = 0,0934
b. Berumur
kurang dari 750 jam atau lebih dari 900 jam
P(x < 750 atau x > 900)
x1 = 750 → z1 = [x_(1- μ)/σ] = [(750-800)/40] =
-1,25
x2 = 900 → z2 = [z_(2- μ)/σ] =
[(900-800)/40] = 2,5
P(x < 750 atau > 900) = P(z < - 1,25 ) + P (z > 2,5)
= P(z < -1,25) + 1 – P(z < 2,5)
= 1 + P(z < -1,25) – P(z < 2,5)
= 1 + 0,3944 – 0,4798 = 0,9146
Terimakasih kak. Postingannya sangat membantu.
BalasHapusTerimakasih kak. Postingannya sangat membantu.
BalasHapusSangat membantu kak
BalasHapus