Penilaian Kinerja
MODUL 1
MATKUL : MSDM
MATERI : Penilaian Kinerja
1. Pengertian penilaian kinerja
3. Macam – macam metode penilaian kinerja
karyawan
5. Hambatan-hambatan
dalam Penilaian Prestasi Kerja
6.
Manfaat penilaian kinerja karyawan
7. Kesimpulan
MATKUL : MSDM
MATERI : Penilaian Kinerja
1. Pengertian penilaian kinerja
Istilah penilaian kinerja
(performance appraisal) dan evaluasi kinerja (performance evaluation) dapat
digunakan secara bersamaan atau bergantian karena pada dasarnya mempunyai
maksud yang sama. Penilaian kinerja digunakan perusahaan untuk menilai kinerja
karyawannya atau mengevaluasi hasil pekerjaan karyawan. Penilaian kinerja
diartikan pula sebagai sebuah mekanisme yang baik untuk mengendalikan karyawan.
Penilaian prestasi adalah merupakan hasil kerja karyawan dalam lingkup tanggung
jawabnya. Penilaian kinerja yang dilakukan dengan benar akan bermanfaat bagi
karyawan, manajer departeman SDM dan akhirnya bagi perusahaan itu sendiri.
Sasaran yang menjadi objek dalam penilaian kinerja adalah, kemampuan karyawan
dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan
menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secar berkala.
Kinerja merupakan hasil kerja konkret yang dapat diamati dan dapat diukur.
Dari pengertian diatas terdapat perbedaan yang mendasar
tentang penilaian kinerja. Ada pengertian yang mengatakan memposisikan karyawan
pada pihak subordinate dan dikendalikan, sebaliknya ada pemahaman bahwa
karyawan dianggap sebagai faktor produksi yang harus dimanfaatkan secara
produktif. Sedangkan pada pengertian bahwa karyawan diposisikan sebagia aset
utama perusahaan, karyawan harus dipelihara dengan baik dan diberi kesempatan
untuk berkembang.
Instrument penilalian kinerja dapat digunakan untuk meriview kinerja, peringkat kinerja, penilaian kinerja, penilaian karyawan dan sekaligus evaluasi karyawan sehingga dapat diketahui mana karyawan yang mampu melksanakan pekerjaan secara baik, efesien, efektif dan produktif sesuai dengan tujuan perusahaan.
Instrument penilalian kinerja dapat digunakan untuk meriview kinerja, peringkat kinerja, penilaian kinerja, penilaian karyawan dan sekaligus evaluasi karyawan sehingga dapat diketahui mana karyawan yang mampu melksanakan pekerjaan secara baik, efesien, efektif dan produktif sesuai dengan tujuan perusahaan.
2. Aspek – aspek yang dinilai
Menurut Hasibuan (2003:194), unsur yang dinilai dalam
melakukan penilaian prestasi adalah kesetiaan karyawan terhadap pekerjaan,
jabatan dan organisasi, hasil kerja karyawan baik kualitas maupun kuantitas,
kejujuran dalam melaksanakan tugas. Unsur lainnya yang dinilai adalah
kreativitas karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga ia bekerja
lebih efektif dan efisien. Menurut Lazer
dan Wikstrom (1997) dalam Rivai (2006), unsur-unsur yang dinilai dibagi menjadi
tiga kelompok :
1. Kemampuan teknis, yaitu
kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perelatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengelaman dan pelatihan yang
diperolehnya.
2. Kemampuan konseptual, yait
kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak
dari unit masing-masing kedalam bidang operasional perusahaan secara
menyeluruh.
3. Kemampuan hubungan
interpersonal, yaitu antara lain kemampuan untuk bekerja sama dengan orang
lain, memotivasi karyawan, melakukan organisasi, dan lain-lain.
3. Macam – macam metode penilaian kinerja
karyawan
Beroirentasi masa lalu
Ø Rating Scale
Merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk menilai kinerja
karyawan pada masa lalu, dimana penilaian kinerja dilakukan oleh atasan atau
manajer yang bersangkutan. Metode ini terdiri dari dua bagian yaitu : bagian
suatu daftar karakteristik, bidang, ataupun perilaku yang akan dinilai dan
bagian skala. Dalam penilaian metode meliputi faktor kejujuran, kerajinan,
ketekunan, sikap, kerja sama, kepemimpinan, kecermatan, kesetian dan kerapihan.
Ø Checklist
Metode ini hampir sama dengan rating scale dengan memberikan pertanyaan
yang berupa lembar pertanyaan atau formulir, tetapi pertanyannya di beri bobot
untuk mengkalkulasi penilaian kinerja pegawai. Metode ini di jadikan gambaran
hasil kerja karyawan yang akurat.
Ø Forced Choice Method
Merupakan berbentuk presentase yang sudah ditentukan dari karyawan
ditempatkan dalam kategori kerja. Dalam metode ini mengandung pernyataan baik
bersifat positif maupun negatif tentang pegawai yang dinilai. Pernyataan
terdapat berbagai faktor seperti kemampuan belajar, prestasi kerja.
Ø Critical Incident Method
Merupakan metode ini penilai harus mencatat semua kejadian mengenai tingkah
laku bawahannya sehari-hari yang kemudian dimasukan kedalam buku catatan khsusu
yang terdiri dari berbagai macam kategori tingkah laku bawahaannya.
Ø Metode Catatan Prestasi
Adalah metode yang berhubungan dengan metode peristiwa kritis dengan
catatan penyempurnaan misalnya penampilan, kemampuan berbicara dan
kepemimpinan.
Ø Behaviorally Anchored Rating Scale
(BARS)
Merupakan metode ini bertujuan untuk mengkombinasikan manfaat dari metode
peristiwa kritis dan penilaian berdasarkan kuantitas dikaitkan dengan skala
berdasarkan kuantitas.
4. Tujuan penilaian kinerja
Tujuan diadakannya penilaian kinerja
bagi para karyawan dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu:
·
Tujuan
evaluasi
Seorang manajer menilai kinerja dari
masalalu seorang karyawan dengan menggunakan ratings deskriptif untuk menilai
kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi.
demosi, terminasi dan kompensasi.
· Tujuan
pengembangan
Seorang manajer mencoba untuk
meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang.
Sedangkan tujuan pokok dari si stem penilaian kinerja
karyawan adalah: sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid
berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan.
5. Hambatan-hambatan
dalam Penilaian Prestasi Kerja
T.Hani Handoko (1995:140-141) mengatatakan bahwa ada 5 (lima) kendala dalam
melakukan penilaian kinerja, yaitu:
1. Halo Effect
Kendala ini muncul ketika orang yang menilai memiliki hubungan dengan
karyawan yang dinilai, menurut Handoko faktor tersebut akan mempengaruhi objektifitas
atau berpotensi menimbulkan bias.
2. Kesalahan Kecenderungan Terpusat
Penilai terkadang tidak merasa nyaman memberikan penilaian yang terlalu
baik atau terlalu buruk sehingga hanya memberikan penilian rata-rata.
3. Bias Terlalu Lunak dan Terlalu Keras.
Bila standar penilaian prestasi tidak jelas maka akan
muncul kecenderungan penilai memberikan penilaian yang terlalu lunak maupun
penilaian yang terlalu ketat.
4. Prasangka Pribadi.
Faktor-faktor yang membentuk prasangka pribadi terhadap seorang atau
kelompok bisa mengubah penilaian. Sebab-sebab prasangka pribadi lain yang
mempengaruhi penilaian mencakup faktor senioritas, kesukuan, agama, kesamaan
kelompok dan status sosial.
5. Pengaruh Kesan Terakhir.
Kesan terakhir terkadang memberikan pengaruh yang domonan dalam proses
penilaian. Bila suatu pekerjaan atau tugas berakhir maka penilaian akan baik
pula namun jika berakhir buruk maka keseluruhan penilain akan menjadi buruk.
6. Kendala
Hukum/Ilegal
Penilaian kinerja harus bebas dari
diskriminasi tidak sah atau tidak legal. Apapun format penilaian kinerja yang
digunakan oleh departemen SDM harus sah dan dapat dipercaya. Jika hal tersebut
tidak dipenuhi, keputusan penempatan mungkin ditentang sebab melanggar hukum
ketenagakerjaan atau hukum lainnya.
6.
Manfaat penilaian kinerja karyawan
Pada umumnya orang-orang yang berkecimpung dalam
manajemen sumber daya manusia sependapat bahwa penilaian ini merupakan bagian
penting dari seluruh proses kekaryaan karyawan yang bersangkutan. Hal ini
penting juga bagi perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Bagi karyawan,
penilaian tersebut berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti
kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat
untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karir
Dan bagi organisasi atau perusahaan sendiri, hasil
penilaian tersebut sangat penting artinya dan peranannya dalam pengambilan
keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program
pendidikan dan pelatihan, rekruitment, seleksi, program pengenalan, penempatan,
promosi, sistem imbalan dan berbagai aspek lain dari proses manajemen sumber
daya manusia secara efektif.
7. Kesimpulan
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas
perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang
dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan
sumber-sumber daya yang dimiliki (Helfert, 1996).
Penilaian kinerja yang dilakukan dengan benar akan
bermanfaat bagi karyawan, manajer departeman SDM dan akhirnya bagi perusahaan
itu sendiri. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran
dan tujuan perusahaan dan juga untuk mengetahui posisi perusahaan dan tingkat
pencapaian sasaran perusahaan, terutama untuk mengetahui bila terjadi
keterlambatan atau penyimpangan supaya segera diperbaiki, sehingga sasaran atau
tujuan tercapai.
Kegunaan penilaian kinerja ditinjau dari berbagai
perspektif pengembangan perusahaan, khususnya manajemen SDM, yaitu :
dokumentasi, posisi tawar, perbaikan kinerja, penyesuian kompensasi, keputusan
penempatan, Pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karier,
evaluasi proses staffing, dan defisiensi proses penempatan karyawan.
Aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja
diantaranya, kemampaun teknis, kemampuan konseptual dan kemampaun
interpersonal. Terakhir, pembahasan dalam makalah ini adalah metode yang
digunakan dalam penilaian kinerja karyawan di suatu perusahaan. Metode atau
teknik penilaian kinerja dapat digunakan dengan pendekatan yang berorientasi
masa lalu dan masa depan. Hal penting adalah bagaimana cara meminimalkan
masalah – masalah yang mungkin terdapat pada setiap teknik yang digunakan.
Komentar
Posting Komentar